Kamis, 08 Oktober 2015

Kau Atau aku

Kau
kadang membahagiakan
seperti bintang yang temani bulan
Seperti awan yang turunkah hujan ditanah gersang...

Tapi kau
Kadang terlalu dalam mencakar harapku
Hingga terkoyak tanpa sisi yang tersisa
Patahkan hatiku
dimana bunga taburkan wanginya....
Kadang...
gelasmu berisi madu...
Tapi tak jarang hanyalah arak panas yang membakar dada
Aku tak mengerti...

Aku
Adalah cinta yang slalu menunggumu
Aku
adalah jiwa yang tlah rela menepis egoku...
Aku
adalah hati yang tlah banyak terluka demi mengertimu...
Dan kini
Aku merasa tak berguna...

Sebenarnya
kau atau aku?
Yang adalah bayangan bagi yang lainnya?
sebenarnya...
kau yang melukaiku
atau aku yang mencabik hatimu?

atau sebenarnya...
kau dan aku
adalah sama sama tak mengerti?

Ir. Soekarno

Diatas roda roda gila dan derai hujan...
Melaju,membelah padat jalanan...
Seraut wajah nan rupawan...
Dengan sorot mata tajam penuh wibawa...
Kharismatik!!

Memancar dari awangan.....
Tumbuhkan rindu dan kenang....

Yaaah...
Sosok yang begitu anggun namun ditakuti...
Sosok yang begitu keras,tapi disegani...
Cakarnya...
Aumannya...
Sorot matanya...
Tiada dua dinegeriku..
Dialah...
Ir.Soekarno...

Sang penebar rindu...
Yang tiada menitis walaupun satu...

Yang Terlerai

Bahkan gelap pun berlinang air mata...
Ketika malam,haturkan kabar duka...
Mega mega kelabu,berarak selubungi purnama...
Rinai hujan menjadi bukti,salam haru dari langit...
Lalu berderai,meluah dan runtuh...
Air mata itu,adalah belasungkawa dari khayangan...

Setelah dingin mencekik nadi...
Setelah sunyi merantai sepi...
Awan awan hitam menjauh pergi...
Sisakan seonggok keheningan disisi hati...
Melempar seribu tanya dibelantara rindu...
Gerangan apa yang terjadi?
Mengapa purnama tak sempurna?
Sisi sisi bulan menghitam!
Gelap kembali sambang...
Ditingkah jeritan gagak menyambar entah diawangan...

Gerhana!
Yaaah...
gerhana!
Tak lihatkah kau gerhana?
Aku berdiri dibawah gelapmu...
Aku tengadah dirimba gulitamu...
Kita menyatu
Dalam gelap...
Dalam sunyi...
Dan terlerailah bahagia...

Ada Yang Lain

Tak terfikir sebelumnya,untuk mendua...
Tak terlintas sedikitpun,untuk berpijak dihati selainmu...
Sungguh!
Hatiku tak pernah begitu...

Lalu pada suatu hari...
Kulihat kau asik dengan hp mu...
Makan,nonton bahkan tidur...
Benda itu tak pernah lepas dari tanganmu...
Aduhai suamiku...
Ada yang lain didirimu...
Matamu berbinar indah...
Tapi tak ada bayangku disana...
Bibirmu selalu tersenyum...
Tapi bukan aku memilikinya...
Dan nama yang kau sebut dalam tidurmu,bukanlah namaku...

Aku terduduk disudut kamar...
Gemetar dengan hati terbakar...
Titik titik bening berhamburan liar...
Ternyata,aku hanya setegar bunga es...
Yang runtuh saat hangat membakar...

Lalu setelah hari itu...
Aku hanya diam...
Separuh hidupku terasa hilang...
Lalu ketika sepasang mata teduh...
Tawarkanku perlindungan dan jaminan...
Hatiku luruh...

Ingin aku mengikuti keinginanku....

 Tapi....
Setelah apa yang kau lakukan...
Aku tetap merasa bersalah padamu...
Dan haruskah kita berpisah?
Tak bisakah kau selamatkanku?
Karena aku tetap tak ingin menduakanmu

Lihatlah...!!!!

Dan berjalanlah bedebah bedebah itu dengan pongahnya!
Dipayungi sabda dari raja bermahkota dusta!
Diiringi begundal begundal pengecut yang tamak dan rakus!
Mereka berjalan diatas ceceran darah!
Mereka duduk diantara serpihan daging orang orang yang terkorban!

Maka lihatlah!
Mereka berpesta....
Mereka menari dan berdansa...

Lihat lah!
lihat.....!!!!
Mereka meminum darah kita!
Mereka mencucupi air mata kita!
Mereka,dengan rakus memakan bangkai saudara saudara kita...
Dan dengan lahapnya!
Memakan kotoran kita...

Tapi...
Mereka merasakan itu semua..
Nikmat luar biasa!
Karena mereka lupa..
Atau tidak tau...
Atau pura pura tidak tau...
Ada pengadilan tuhan...
Yang tak pernah bisa dikadali...

Dan Bulanpun Tertegun

Purnama sepi...
Berteman mega dan gelap malam..
Tak satupun camar melayang...
Tak satupun sang pungguk terbang...
Hening...
Terpasung dalam dingin yang bekukan harap...
Tertinggal ruamnya dalam hati yang penat...

Bintang enggan berkedip...
Dia sembunyi dibalik tabir keresahan...
Mungkin dia bosan hiasi malam...
Atau kehabisan nyala dalam pendarnya....
Yang pasti...
Bulan pucat tanpa kerlip sang bintang...

Apakah itu?
Yang bersinar cemerlang diantara kunang kunang?
Apakah itu?
Yang harumnya mengundang haru jiwaku?
Takjub aku...
Ternyata,itu dirimu...
Yang begitu tulus mencintaiku...
Ternyata...
Itu rinduku...
Yang begitu halus,mencengkeram hatiku...
Dan bulanpun tertegun...

Sang Pengingkar

Ini adalah kegilaan...
Berdiri dipuncak janji
Lalu terjun bebas menghindari...
Berteriak tanpa peduli
Berlari lepas kendali...
Akulah Sang pengingkar!!
Kuteriakkan itu dengan lantang!!
Hingga bumi terguncang!!
Banggakah aku??

Bukan!
Itu bukan bangga!
Itu adalah penyesalan!
Itu adalah kepedihan!
Yang telah lama kusembunyikan..
Yang telah lama kusimpan...
Kini luah sudah....

Itu bukan teriakan bangga...
Itu adalah luka yang melolong lebih dahsyat dari srigala...
Lalu...
Semua menjadi putih
Seperti yang kau ingin
Aku kalah...