Kamis, 08 Oktober 2015

Tak Terlerai

Tak terlerai...
Mendung itu kian pekat...
Tertatih awan gelap payungi ufuk...
Hingga petang merangkak datangi malam..
Terkapar jiwa jiwa lara diatas altar pemujaan...
Menggelepar tanpa sadar...
Muntahkan miliaran penat yang mengkristal disimpul simpul nadi...
Lalu sepasang mata indah...
Meredup sayu...
Dan luruh butir butir mutiara dari sudut bening itu...

Tangannya menggapai...
Tapi entah apa yang ia raih...
Bibirnya tersenyum...
Tapi lukalah yang membuatnya tersenyum....
Sungguh!!
Wajahnya tampak aneh...
Seperti bulan dalam gerhana..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar